seorang diri
di bawah rindang pohon asam yang
layu
meminta keringan terhadap sesuatu
tak kasat
memohon belas kasih dari perih
yang bersembunyi
diam, terbelenggu dalam kabut
tebal
menetap di sudut-sudut cakrawala
sorak sorai angin mengejek
kikik burung-burung beringas
tersapu oleh teduh dedaunan yang
melambai
memberi jeda pada tawa mereka
semesta memang lucu
bagi mereka yang terhempas
berlalu lalang tanpa arah
mengarungi sandiwara penuh dusta
pelan-pelan aku tenggelam
dilumat tangkai-tangkai pohon
menyisakan sebongkah harap
tanpa sempat memberi pamit
tanpa sempat meminta tunggu
aku hilang bersama badai