Jumat, 20 Agustus 2021

langkah duapuluh, menuju duapuluh satu

Diposting oleh fuyuhanacherry di 06.39 0 komentar

Halo!! Akhirnya konten langkah2 ini kembali hahahaha. Bagi yang belum tau, ini adalah tulisan taunan yang berisi ringkasan atas sepak terjangku selama setahun terakhir. Jadi aku bikin tulisan modelan gini setaun sekali~

Bagi yang penasaran silakan cek dulu episode2 sebelumnya(?)

18 menuju 19

19 menuju 20

Okey, jadi kali ini adalah langkah duapuluh menuju duapuluh satu. Hm, cukup berat. Karena aku udah bener-bener meninggalkan dua dekade pertama dalam hidupku. Rasanya kayak harus melepas sesuatu yang masih belum bisa aku lepas. Masa anak-anak dan remaja adalah masa yang cukup berkesan. Dan mungkin aku tidak akan pernah merasakan keseruan yang sama lagi seperti pada masa-masa itu.

Umur 20-an awal biasanya adalah umur-umur sudah mulai sok-sokan dewasa hahaha. Padahal aku masih belum mau. Mixed feeling sebenarnya, semakin besar aku semakin diberi kebebasan oleh orangtua, tapi semakin berat juga beban tanggungan yang aku dapatkan. Apalagi aku adalah anak sulung dalam keluarga yang sangat diwanti-wanti menjadi teladan bagi adik-adikku.

Ngomong-ngomong soal dewasa, dalam setahun belakangan ini aku mengalami beberapa kali situasi yang membuatku belajar. Mungkin itu adalah salah satu cara tuhan untuk melatih proses pendewasaanku. Terutama masalah kendali ego. Sebelumnya aku gak begitu sadar kalau egoku cukup tinggi, tapi beberapa peristiwa yang terjadi tahun ini menunjukkan hal itu dan aku tidak bisa mengelak hahaha. Sebenarnya setelah aku menyadari itu, aku jadi makin takut. Makin takut aku sulit diterima oranglain, makin takut aku akan ditinggalkan….

Memang, setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan, cepat atau lambat. Sudah menjadi hal yang mutlak. Walau begitu, merasa sedih akan adanya perpisahan yang bisa terjadi kapan saja itu wajar, ‘kan? ‘Sedih’ akan selalu menjadi hal yang wajar, sih. Tapi entah kenapa orang-orang di sekitarku yang sudah mulai memasuki usia ‘dewasa’ selalu mengasosiasikan kesedihan dengan tingkat kedewasaan. Padahal nggak ada hubungannya, kalau menurutku. Sedih untuk alasan apa saja adalah hal yang valid. Nggak ada orang yang berhak ngejudge oranglain bersalah dengan merasa sedih. Jadi, nggak apa-apa merasa sedih. Tapi jangan lupa kalau perasaan sedih itu cukup ‘for now’ aja. Ke depannya harus kembali bahagia lagi dong. Dan jangka waktu bersedih tiap orang berbeda-beda, wajar, justru nggak perlu banget diukur. Biarkan mengalir saja dengan sendirinya. Kalau dirasa kesedihan itu sampai mengganggu aktivitas, mendekatkan diri kepada tuhan bisa menjadi salah satu solusi. Dia yang paling mengerti perasaan hambanya, dia yang paling berhak membolak balikkan hati hambanya.

Tentang ditinggalkan itu sebenarnya aku juga membicarakan tentang kematian-kematian orang di sekitarku. 2021 adalah tahun yang kelam. Kasus kematian karena COVID-19 naik drastis. Teman-temanku banyak kehilangan orang-orang yang dicintainya—ayah, ibu, kakak, saudara, dan lainnya. Aku sempat merasa stress di tengah-tengah hujaman berita duka itu. Aku semakin takut kehilangan—lebih parahnya lagi kehilangan di sini adalah kehilangan yang sudah mustahil dikembalikan lagi. Perpisahan yang menyangkut dunia dan akhirat. Kemudian aku mengingat tentang kematian salah satu kawanku pada akhir 2019 silam, pedih, aku nggak mau merasakannya lagi. Jadi aku harap semua orang di sekitarku selalu sehat dan bahagia. Jangan lupa pakai masker dan cuci tangan!!

Oh iya, aku merasa sejak pandemi aku semakin rajin mencuci tangan. Dalam satu pagi aku bisa mencuci tangan 5 kali hahaha. Kalau belum cuci tangan aku merasa nggak aman. Dan ritual cuci tangan ini ntah kenapa membuatku lebih rileks dalam menghadapi situasi panik. Apalagi jika sabun cuci tanggannya wangi~

Tahun 2021 ini aku semakin jarang bertemu dengan teman-temanku. Tapi sebenarnya ketika belum pandemi juga aku cukup malas kalau diajak kumpul hahaha. Tapi rasanya kali ini cukup kosong. Ntah kenapa kadang aku kangen bertemu dengan teman-temanku. Kalian apa kabar? Walau kita udah jarang interaksi aku harap kalian tau kalo aku selalu mengingat dan mendoakan yang terbaik buat kalian :D

Oiya tahun ini juga tahun pertamaku merasakan bulan puasa di perantauan!! Cukup seru walau sedihnya ada pandemi gini jadi ga begitu bebas ke mana-mana atau kumpul-kumpul. Tapi aku seneng akhirnya bisa merasakan vibes ramadhan di perantuan~ Walau kalo sahur selalu sendiri, eh kecuali kalo temenku ada yang nginep di kos seh hahaha

Yang terjadi di setengah tahun pertama 2021 ini belum cukup banyak. Tapi sekalinya ada, banyak pelajaran yang aku dapatkan juga dan aku harap dari pelajaran-pelajaran itu bisa memperbaiki ‘aku’ ke depannya, dan menjadi pertimbangan agar tidak mengambil langkah yang salah lagi.

Oiya, nilai IP ku semester 4 ini menurun. Aku kesellllllllllll. Bener-bener bikin aku stress pada masanya. Apalagi ada beberapa matkul yang udah aku harapin bakal dapat nilai bagus malah dapetnya pas-pasan. Hadeh. Ulya memang rawan terPHP. Hahaha, semoga semester 5 nilaiku bisa naik lagi. Oiya semester 5 juga ada magang dan pentas drama. Sepertinya akan menjadi semester yang sibuk. Wish me luck!! Doain juga aku keterima magang di tempat yang aku inginkan ya :D

Masalah self love, sebenarnya semakin ke sini semakin membaik. Aku semakin bisa menghargai diriku sendiri and i treat my own self better than before. Ini adalah langkah bagus tentunya. Yang masih jadi PR ku adalah bagaimana cara mengontrol ego agar hubunganku dengan oranglain tidak menjadi buruk. Sebenarnya sudah menjadi PR ku dari SMA, tapi sampai sekarang masih aja…. Susah juga ya ternyata? Tapi kupikir dengan menyadari kekuranganku ini sudah menjadi hal yang bagus. Karena aku sadar aku salah, hanya saja memang kesulitan untuk merealisasikan perbaikannya hehe. Mungkin aku butuh oranglain

Ngomong-ngomong tentang oranglain, sampai taun ini juga aku masih belum pernah menjalin relationship. Dan aku merasa keren hahaha aku sebenarnya kurang paham kenapa orang-orang kadang berbelas kasihan padaku hanya karena aku jomlo. Whats wrong with that? Padahal lho aku gapernah ngeluh, gapernah merasa ‘kurang’ dengan tetap memilih single. Justru aku merasa belum butuh-butuh banget. I have 0 interest on building a relationship. Menurutku maintain relationship bukan hal yang mudah, dan sangat beresiko. Dalam pertemanan aja susah apalagi kalo udah berkaitan sama perasaan. Apalagi aku tipikal orang yang kalo serius bakal serius beneran. Jadi aku gamau nyianyiain energi, waktu dan effortku untuk hubungan yang salah :D im not trying to be ‘hard to get’ at all, im just not ready for it. As simple as that

Dan denger-denger belakangan ini teman-temanku banyak yang mendapat pencapaian ini itu. Seneng banget dengernya. Jadi memotivasi diri juga buat ikut ngejar mereka. Ya walau pencapaian mereka bukan menjadi patokan sih, aku juga punya targetku sendiri. Kebahagiaan orang kan beda-beda. Jadi pencapaian-pencapaian kecil pun patut diapresiasi. Bagi yang merasa belum, tetap semangat. Pace hidup orang beda-beda, wajar, gaperlu cepet-cepet juga. Yang penting selalu usahakan ada progress setiap harinya. dari progress-progres kecil pun udah bagus, kok!! Tetap berusaha dan jangan lupa menikmati hidup ya

Oiya, liburan semester ini aku menghabiskan waktu dengan berkarya dan mengikuti kelas bahasa Thailand hahahaha. Aku beruntung prodiku buka kelas semacam ini. gratis lagi. Menambah wawasan banget bagi aku yang suka bergelut dalam bidang bahasa juga. Semoga liburan semester berikutnya ada program semacam ini lagi, dan bahasa jepang!! Huhu, daridulu aku pengen banget lancar berbahasa jepang. Semoga sebelum lulus aku bisa mayan lancar berbahasa asing (selain English) entah apapun itu #target

Aku bingung mau nulis apalagi. Malah jadi nggak terorganisir gini tulisannya wkwk but thanks for reading!! Sampai jumpa di episode langkah2 ulya berikutnya~

 

 

home sweet dream Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review