Hallo
semua. Apa kabar? #kayakanaktekaaja
Aku
mau bagi-bagi artikel tentang musim semi di Jepang lagi tentunya ... #halah
*Musim Semi~
Ada
perubahan yang mencolok di Jepang ketika musim semi. Seperti yang ada dalam
bayangan kita, banyak bunga-bunga yang bersemi. Subhanalloh, sungguh Luar Biasa
Penciptanya. Aku teringat saat berjalan menyusuri taman agriculture di Tempaku,
aku sampai kehabisan kata untuk memuji Penciptanya.
Di sisi
lain, banyak juga yang mendefinisikan musim semi sebagai “musim semi cinta”,
bersama mekarnya bunga ume, momo dan sakura…..bersemilah pula cinta. Entahlah,
aku sendiri tidak seberapa tahu. May be lantaran pink-nya ume, momo dan sakura,
identik dengan pink-nya heart. Mungkin dari situlah, maka identifikasi seperti
itu muncul.
Pada saat
sakura semi, biasanya orang-orang Jepang berkumpul di bawah pohon sakura untuk
menikmati keindahan sakura. Kebiasaan ini disebut dengan hanami (hana wo miru =
melihat bunga). Mereka berkumpul bersama keluarga, rekan kerja, teman, dan
lain-lain. Mungkin di sinilah cinta itu sangat terlihat.
Pada
bulan April, musim semi juga, tahun pelajaran baru dimulai. Banyak yang
merayakan keberhasilan mereka karena bisa masuk ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi, yang diinginkannya. Momen yang paling booming adalah siswa SMA yang
masuk ke universitas pilihannya. Bersama dengan seminya bunga-bunga, diharapkan
pula pada diri mahasiswa baru ini pun bersemi semangatnya dan bisa memulai
perkualiahannya dengan penuh semangat baru.
Oh ya,
aku jadi ingat, memory sekitar 3 tahun lalu, ketika aku pergi ke Chita Hantou,
daerah pinggiran Nagoya, menuju Sentorea (bandara Nagoya). Bersama okasan aku
pergi ke sebuah taman. Di sana aku melihat bunga tsubaki. Okasan bercerita,
walau tsubaki lebih besar mahkotanya, lebih merah dan lebih indah kelihatannya,
namun orang Jepang tidak seberapa menyukainya. Maksudnya, orang Jepang tidak
merasakan perasaan khusus terhadap tsubaki, layaknya perasaan mereka terhadap
sakura. Ketika aku tanyakan, beginilah jawaban beliau :
Tsubaki
memang indah, tapi karena hampir berbunga sepanjang tahun, masyarakat Jepang
seakan-akan tidak melihat letak kekhususannya, karena terlalu sering melihat.
Sama halnya dengan petani yang biasa memandang sawah tiap harinya, namun bila
ada orang kota yang belum pernah ke desa, dia akan terkagum-kagum melihat
hamparan hijau di sawah. Selain itu, karena bunga sakura bersemi setahun
sekali, ada semacam kerinduan pada hati orang Jepang untuk melihatnya.
Kalau aku
pikir, bener juga ya. Sama halnya rindunya umat Islam terhadap bulan Ramadhan,
bulan penuh barokah, penuh discount dan obral pahala yang hanya ada setahun
sekali.
Satu lagi
neh….. Bunga tsubaki, ketika sudah lama semi, maka dia akan gugur. Biasanya 1
kelopak bunga akan serta merta gugur sekaligus. Namun berbeda dengan sakura.
Sakura biasanya tidak gugur sekaligus, satu persatu mahkotanya lepas, dan
bersama tiupan angin dia akan jatuh ke tanah. Orang Jepang menyukai proses
jatuhnya bunga sakura yang satu per satu ini. Ada kesan mendalam dibalik proses
jatuhnya sakura ini.
0 komentar:
Posting Komentar