Minggu, 16 Maret 2014

Fanfict : AI~ Love in Distance [chapter : 2]

Diposting oleh fuyuhanacherry di 12.23 0 komentar

Puing-puing  yang berjejeran di selasar istana hening, dalam suasana yang membisu. Sang putri kerajaan menjelajah selasar atas, mengamati keadaan disekitarnya. Dengan tatapan nanarnya, ia lesu, tak bergairah dalam langkah kakinya yang seperti siput.
“Festival  ya ... Jika saja ada hal yang berbau Prancis di sana. Rasanya ...”
“Sakura-sama!”
Teriakan Shikamaru memecah keheningan. Sakura membalikkan badannya, menatap sosok yang ada dihadapannya dengan berkarisma.
“Shikamaru? Ada apa?” tanya Sakura.
Shikamaru terdiam sejenak, menyempatkan dirinya untuk menghela nafas, “Ada seorang Prancis yang akan datang. Dia adalah fotografer dari eropa!”
Mata Sakura terbelalak, “Prancis? Dia benar-benar dari Prancis?”
Shikamaru mengangguk, dan menatap lantai selasar, sinis, “Tapi, sekarang dia sedang ditegur oleh raja, karena dia orang Prancis.”
“A-apa? Dia sedang ditegur ayah? Kenapa?” wajah Sakura berubah menjadi kesal.
“Hm ... karena dia bukan perwakilan kerajaan Eropa. Dia datang hanya ingin mengabadikan festival itu.” jawab Shikamaru santai, “Aku pergi dulu.” Shikamaru melangkah pergi, ke jalan yang tadi ia lewati saat menemui Sakura.
“Shikamaru,” panggil Sakura. Shikamaru menghentikan langkahnya sebentar, “Dia, ada dimana?”
“Di ruangan raja. Para dayang kerajaan juga ada di sana. Dan sebaiknya, kau jangan kesana sekarang.”
Suara hentakan kaki Shikamaru mengubah suasana, kini, hening kembali berlanjut. Sakura menatap kepergian Shikamaru sekilas, lalu melangkah maju ke arah yang ada dihadapannya.
Kapakan-kepakan sayap harapan terbuka lebar. Namun, belum tentu ia dapat terbang. Itu yang sedang Sakura fikirkan. Ia menemukan sosok Prancis, namun, belum tentu dia benar-benar akan menyukai keberadaannya. Jadi, mengetahui saja belum cukup tanpa memahami.
.
.
.

A Naruto Fanfict
AI~ Love in Distance © Shizuka Fuyuki chan
Naruto © Masashi Kishimoto

.
.
.
WARNING : OOC, OC, AU, Typo(s), For ‘AI’ Serial, SasuSaku, Mind to RnR? [[NOTE]] : tokoh-tokoh adalah karya desclaimer. Saya hanya meminjam tokoh-tokoh dan cerita saya yang membuat. Tidak mendapat keuntungan apapun dari karya desclaimer.
.
.
.
Enjoy and... Happy Reading! ^^
.
.
.
CHAPTER 2 : Festival!
“Sekarang, waktu yang ditunggu-tunggu. Sambtan dari raja Haruno!” sang pembawa acara menaikkan vollume suaranya. Sang raja yang tadinya duduk di kursi khusus kerajaan kini beranjak dan melangkah ke atas panggung sambutan. Sakura, sebagai salah satu putri kerajaan juga diminta untuk ikut mendampingi ayahnya. Dengan sangat terpaksa, akhirnya, Sakura pun ikut ke atas panggung.
Sang raja menyampaikan sambutannya dengan panjang lebar. Sehingga, membuat Sakura kesal karena terlalu lama berdiri di sana.
“Kenapa mereka menyebutnya sambutan yang ditunggu-tunggu?” celoteh Sakura lirih pada saudara kembarnya, Hinata.
“Ssst ... kau harus menjaga ucapanmu, Sakura-chan~” ucap Hinata berbisik. Sakura hanya berdecih, kesal.
Dan akhir yang ditunggu-tunggu. Festival yang sesungguhnya pun dimulai. Sebuah pembuka acara adalah penampilan dari geisha-geisha Jepang, sebagai tanda penghormatan dari kerajaan tuan rumah. jadi, yang datang ke festival tersebut hanyalah para golongan kerajaan, macam Sakura. Tapi, mengingat ucapan Shikamaru saat di selasar, Sakura mulai penasaran dengan orang Prancis yang katanya datang ke festival itu. ia pun melirik setiap pendatang dari luar Jepang, di deretan kursi para tamu.
“Kira-kira, orang Prancis yang mana ya ...”
Dan tiba-tiba, pandangannya tertuju pada sosok rambut pantat ayam. Wajahnya tampan, terkesan tenang. Namun, dia seperti orang Jepang di mata Sakura.
“Apa mungkin dia? Dia membawa kamera, tapi, wajahnya seperti orang jepang ....”
“Sakura-sama,”
“He-eh?” Sakura terbelalak kaget melihat sosok Shikamaru yang sudah berada di dekatnya.
“Dia orang Prancis itu.” ujar Shikamaru sambil menunjuk orang dengan rambut pantat ayam tadi.
“Jadi dia? Kelihatannya seperti orang Jepang.” Ucap Sakura lirih sambil menatap orang itu.
Shikamaru hanya mengangguk, pertanda ia satu pandangan dengan Sakura, “Dia diijinkan oleh raja tadi. Sepertinya, karena wajah Jepangnya itu. ia masih keturunan Jepang. Hanya saja, tinggal di Prancis.”
“O-oh ....” Sakura mengangguk paham sambil menatap Shikamaru yang ada di sampingnya.
KREEEKK—
Tiba-tiba, sebuah sorotan kamera menghiasi keberadaan mereka. Ternyata, ulah si pantat ayam itu.
“Hei, ada apa?” tanya Sakura kaget.
Orang itu hanya tersenyum penuh kemenangan. Seperti habis memotret seorang putri kerajaan. Atau, memang sedang memotret putri kerajaan Jepang.
“Maafkan aku memotret secara tiba-tiba. Tapi, kau putri Sakura bukan?” ucapnya penuh ketenangan.
Wajah Sakura memerah, mendengar suara lembut dari sang pria. Ia pun mengangguk. Shikamaru yang melihat keduanya hanya meratapinya, sinis.
“Perkenalkan, aku Sasuke Uchiha, dari Prancis. Namun, aku masih keturunan Jepang.” Jelasnya. Ia lalu pemit, untuk memotret objek lainnya. Sakura terus menatap Sasuke, dan akhirnya lamunannya dibangkitkan oleh ucapan Shikamaru.
“Sakura-sama. Sudah saatnya festival tari di mulai. Ayo kita ke sana.”
...
...
...
Dan tiba saatnya pengujung acara. Penutupan telah disampaikan oleh pembawa acara kerajaan. Dan semua orang bubar meninggalkan area istana. Sampai sepi senyap.
“Huh ... menyebalkan!” keluh Sakura. Raja yang melihatnya cemberut ikut menambah suasana.
“Ada apa, Sakura?”
Sakura menggeleng, sambil melirik ayahnya itu sekilas, “Orang Prancis itu ...”
-
-
-
~To Be Continued~
-
-
-
A/N :
Konichiwa~! UTS selese... dan aku harus bayar utangku selama ini #dueng
Ini chapter 2 yak. Termasuknya apdet cepet. Huhuhuhu... abisnya, aku juga harus ngapdet FF MC ku lainnya. Kalo gaje, harap maklum.
Mind to RnR? ^^
Thanks before. Wasallam!

Kamis, 13 Maret 2014

Fanfict : AI~ Love in Distance [chapter : 1]

Diposting oleh fuyuhanacherry di 13.33 0 komentar


AI ~ love in distance
Bunga Sakura di Kota Eropa. Hampir mustahil terjadi, tapi memang ada.
.
.
.
AI~ Love in Distance © Shizuka Fuyuki chan
Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
.
WARNING : OOC, OC, AU, Typo(s), story for “AI” serial, SasuSaku, de-el-el
Desclaimer : Masashi Kihimoto. Saya hanya meminjam tokoh-tokoh buatannya, tidak mengambil keuntungan apapun dari karya beliau.
.
.
.
CHAPTER 1 : Lebih dari 100 KM
Sepasang putri kerajaan telah ditunggu oleh sekumpulan dayang di ruang tengah istana. Geisha, mungkin itulah sebutan yang tepat untuk kedua orang gadis manis yang menjadi keturunan bangsawan di negara Sakura itu. Nama dua orang putri itu adalah, Sakura dan Hinata. Sakura adalah orang yang semangat, namun, ia selalu melawan perintah sang raja jika perintah itu berhubungan dengan ritual kerajaan. Bisa dibilang, Sakura menginginkan kebebasan. Sedangkan saudara kembarnya, Hinata, dia adalah putri yang pendiam dan berkarisma. Ia menjunjung tinggi nilai-nilai kerajaan, sehingga hal itu membuat ayahnya bangga padanya. Walau mereka kembar, secara fisik dan sifat mereka berbeda jauh. Sejak masih kecil, banyak orang yang tidak percaya kalau mereka kembar karena tak ada satupun hal yang sama di antara mereka. Namun, tetap saja, mereka adalah bangsawan, keturunan yang paling terhormat di Jepang.
            “Nona Sakura,” seorang dayang mendekati gadis berlensa onix itu, “Ada yang ingin bertemu dengan nona, di depan.”
            Sakura berlagak kesal, “Cih, siapa yang datang pagi-pagi seperti ini? Suruh dia masuk!” perintah Sakura ketus, tak mencerminkan jabatannya sebagai seorang putri. Para dayang sudah terbiasa dengan sikap Sakura yang tak seharusnya, sang raja pun sudah beratus-ratus kali memperingatkan Sakura agar bersikap sopan, namun, hal itu percuma saja.
            Tak lama, masuklah sesosok gadis seumuran putri dengan memasang senyumnya. Sakura terlihat biasa saja menyambutnya, sambil menopang kepalanya dengan tangan kiri.
            “Putri Sakura, pesanan tas parisnya sudah datang. Ini ....” gadis itu menyerahkan sebuah box bertuliskan ‘PARIS BAG’  di depannya. Sakura menerimanya dengan senang.
            “Oh ... jadi ini? Terimakasih, ya!” sikap Sakura yang tadi ketus, sekarang berubah menjadi ceria. Selalu saja begitu. Sakura ketus saat orang-orang memperlakukannya seperti putri kerajaan, dan dia sangat senang dengan hal-hal yang berbau ‘PARIS’. Ya, dia menyukai kota mode itu. Kota yang begitu jauh dari negrinya sendiri. Sudah berkali-kali Sakura meminta ayahnya untuk pergi kesana, namun, tak diperbolehkan. Ayahnya selalu saja bilang, “Paris bukan kota yang aman. Kau tau, raja kerajaan ke 19 mati karena dibunuh oleh orang Prancis.”
            Sakura yang mendengarnya hanya diam dan berlagak santai, “Itu ‘kan dulu, sekarang, Paris sudah berubah. Kota itu penuh dengan keindahan dan kebebasan. Tidak seperti di Jepang ....”
            BUUKK—
Sang raja menggebrak mejanya dengan keras, mendengar kata-kata dari anaknya yang sembarangan itu, “Benar-benar anak tak punya rasa tanggung jawab. Bagaimana pun, ini adalah kerajaanmu, kau tak boleh bicara sembarangan seperti itu! Sampai kapanpun, aku tak akan pernah mengijinkanmu untuk pergi ke Paris, dan kau tak boleh berhubungan dengan hal yang berkaitan dengan kota itu!”
oOo
senandung-senandung merdu terdengar begitu lembut  di celah-celah cahaya senja. Sang gadis Cherry Blossom itu memandang ka arah langit sore, langit yang penuh sejuta makna. Sakura mengingat ibunya, yang lima tahun lalu telah meninggal. Ia menyanyikan sebuah lagu yang biasa dinyanyikan ibunya itu. Dan dia berfikir, “Masih bisakah ibu mendengarnya?”
Hati kecilnya tak berselaput, menjadikan dirinya seorang yang emosional secara batin. Tak mengherankan, hal itu adalah sifat yang turun menurun dari ibunya, Ratu Sakuno. Sang ratu memanglah orang yang baik, orang yang mau menolong sesama. Tapi, dia meninggal karena sifat emosionalnya itu. Ia tak dapat menampung kesedihan, dan pada akhirnya menghilangkan nyawanya sendiri.
Tess—
Air mata satu persatu jatuh ke lantai istana. Gadis itu luput dalam kenangan, dalam kedamaian batin bersama sang bunda.
“Kenapa aku menangis ....” ucapnya sambil menghapus air matanya.
“Sakura-sama,” seseorang tiba-tiba muncul dari belakang. Dialah pengawal kerajaan, Shikamaru Nara.
Sakura membalikkan badannya, “A-ah ... Shikamaru. Ada apa?”
“Raja meminta anda untuk ikut dalam festival seni Jepang di halaman istana besok. Jadi, Sakura-sama harus bersiap-siap untuk itu.” Jelas Shikamaru santai, tak seperti pengawal yang selalu merendahkan diri. Ini tak asing bagi Sakura. Karena, ia menyukai pengawal seperti Shikamaru. Dan Shikamaru adalah pengawaln yang terbaik baginya.
“Festival? Jadi ini mendadak? Padahal ... aku ada janji ingin jalan-jalan dengan Hinata. Huh!” ujarnya kesal. Shikamaru memandangnya dengan tatapan sinis.
“Kau ini. Seberapapun kau mencoba untuk pergi ke Prancis, tak akan bisa. Kecuali, kau menikah dengan orang Prancis. Hahahaha ....” tawa Shikamaru memecah keheningan sore itu.
“Apa itu benar?”
Hening. Jawaban Sakura yang terkesan polos membuat Shikamaru menghentikan tawanya. Sial ... aku malah balik dipermalukan! Batin Shikamaru.
“Sudah, lupakan saja. Itu tidak lucu. Mana mungkin kau akan menikah dengan orang Prancis.” Shikamaru melangkah pergi. Sakura terdiam, dalam renungan hati. Tak mungkin? Ah ... Shikamaru memang benar. Aku tak mungkin bisa kesana, dan bertemu sosok pria yang pantas denganku. Jarak membuat semuanya menjadi sulit!
-
-
-
~ To Be Continued ~
-
-
-
A/N :
Oke. Ini emang pendek banget buat chapter 1. Maap, aku lagi UTS. Bye~! ^^ /ditendang

Rabu, 12 Maret 2014

NYONTEK?

Diposting oleh fuyuhanacherry di 12.54 0 komentar


KONICHIWA, OHAYOU, KONBANWA MINNA-SAN~ :DDDD
Aku balik lagi neh di tengah-tengah UTS. Huhuhu... ada sebuah topik yang menurutku menarik buat dibicarain kali ini.
Untuk kalangan pelajar, MENCONTEK bukan hal yang asing lagi. Karena sebagian orang pernah mencontek. Bener- kan... bener kan... #bletak
Okeh. Ini tanggapanku tentang mencontek. Ini pendapat loh ya. Semua orang kan beda-beda. Hohoho~

A.      Alasan orang mencontek
Alasannya udah pasti karena gak bisa ngerjain. Bukan karena mereka gak belajar. Mereka belajar, cuman pas ulangan, hal yang ada di soal tidak mereka pelajari, atau lupa. Dan mereka akhirnya memilih untuk mencontek, walau tau kalau mencontek itu salah. Well, gue rada keder ama orang yang kek gitu. Mereka menganggap nyontek itu  “TERPAKSA” padahal, mereka pun bisa isi soal itu ngawur. Ngisi soal dengan jawaban ngawur lebih baik dari pada mencontek. Orang yang menganggap nyontek itu segalanya atau selalu mikir-mikirin pengawas ulangannya sapa itu orang yang munafik. Apalagi yang setiap ulangan itu nyontek. Dia bukan orang yang pinter nyontek. Tapi BODOH DALAM HAL CONTEK-MENCONTEK DAN BELAJAR. Dia menganggap dirinya itu gak bisa apa-apa dan lemah. Lebih tepatnya dia orang yang mudah putus asa dan pendek akal.


B.      Akibat mencontek
Btw, aku memang kadang-kadang nyontek. Tapi biasanya aku itu di kasih contekan tanpa aku minta. Mungkin karena aku selalu ngasih mereka jawaban dan mereka nganggep itu balasannya. Huhuhu... sebenernya, ulangan itu buat nge-test kemampuan seseorang. Bukan nilai yang akan di ambil. Sekarang ma, orang-orang indonesia kecil-kecil udah nyontek, gimana besarnya? Pasti dia benih-benih koruptor. Aku bukannya mau ngejek orang yang suka nyontek. Aku pun kadang nyontek kok. Aku cuman pengen nyadarin mereka. Nyontek itu gak berguna. Dan nyontek itu lebih buruk dari pada ulangan ngisi sendiri dan dapet nol. Mungkin, mereka ingin nyimpen harga diri, buat gak di ejek temen lah, buat temennya muji dia lah. Tapi, di masa depan, dia bakalan nyesel, karena karena mencontek, dia gak bisa ngapa-ngapain (baca : gak punya kemampuan apapun) secara psikologis *ceilah* orang yang suka nyontek itu orang yang mentingin dirinya sendiri untuk masa kini, bukan masa depan. Dia juga orang yang sukar berfikir kritis. Akibat mencontek yakni, dosa, dan hilangnya kelebihan mereka yang udah diberi tuhan. Kasihan kan kemampuan itu kalo selalu nyontek~


C.      Macam-macam orang nyontek
1)      Orang yang minta jawaban manggil seseorang “Heh... jawaban no ini rum ini apa?” dan si orang yang diminta jawaban ngasih jawabannya secara rinci.
Keterangan :
Si pencontek pencontek yang pintar. Orang yang di contek antara bodoh ama orang yang kasihan/gak tega sama orang yang minta jawaban.
2)      Orang yang minta jawaban, dan si orang yang diminta jawaban malah jawab, “Aku belum dikerjain nomor itu.” si pencontek malah nyerocos, “HUH! DASAR PELIT!!! UDAH DIISI AJA... BILANGNYA BELOM!”
Keterangan :
Si pencontek orang yang amat sangat bodoh dan tidak punya pendirian, alias pe`a. Wong dirinya yang minta jawaban malah sok-sokan jagoan. Ini orang yang paling gue benci.
3)      Orang yang minta jawaban manggil-manggil orang yang dimintai jawaban. Tapi orang yang diminta jawaban diem aja. pura-pura gak denger.
Keterangan :
Orang yang minta jawaban orang yang sabar dan dolop. Dan gue yakin si orang yang dimintai jawaban orang yang pinter di kelas itu, dan orang yang serius.
4)      Orang yang minta jawaban manggil-manggil orang yang diminta jawaban. Tapi si orang yang dimintai jawaban gak denger. Si peminta jawaban malah bilang, “Dasar budeg!!!”
Keterangan :
Si peminta jawaban orang yang sungguh lebay dan alay dan minta digampar. Minta jawaban sampe koar-koar gaje gitu. Padahal si orang yang dimintai jawaban gak denger karena suara si peminta jawaban yang kecil.


Selesai juga inih... saya numpang curhat juga sih. Hehehe... intinya, jangan biasakan mencontek ya teman-teman~ (dora mode : on)
Dan inti dari inti ini semuah adalah, orang yang mencontek itu lebih salah daripada si pemberi jawaban. *alah~*
Nyinggung elu? YES!  XD /nahlo
Terimakasih, wasallam~ ^^

 

home sweet dream Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review