Senin, 13 Juli 2015

[random drabble] jemuran

Diposting oleh fuyuhanacherry di 14.08 0 komentar
Jika diibaratkan sebuah sungai, mungkin sekarang Lisa sudah seperti sungai tanpa air. Kering dengan tanah sebagai dasarnya yang retak, mengharapkan air jatuh dari langit. Kosong.

Kali ini dia sedang menghadapi masa di mana dirinya seperti merasa tidak mempunyai apa-apa, tidak merasakan apa-apa—saking monotonnya kehidupan yang ia jalani selama ini. Bahkan langit yang mendung kala itu tak juga menyadarkan si gadis bahwa jemuran yang ia jemur di atap belum diangkat. Sampai pada suatu ketika, seseorang berteriak dari luar rumah.

“Hai nyonya! Cepat angkat jemuranmu!”

Terdengar sangat tua sekali, pikir gadis yang masih berumur tujuhbelas tahun itu, kemudian dia beranjak dan segera pergi ke atap untuk mengangkat jemuran yang ia jemur pagi tadi.

Setelah mengangkat seluruh jemuran yang tadinya menggantung berderet di sebuah tali yang biasa digunakannya untuk menjemur, sekilas Lisa mengarahkan pandangan pada seseorang yang juga sedang sibuk mengangkat jemuran di atap rumah sebelah. Sepertinya laki-laki itu yang tadi berteriak memperingatkanku, batin Lisa.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Lisa melihat orang tersebut, namun entah kenapa Lisa masih merasa asing dengan orang yang baru-baru ini pindah rumah di sebelah rumahnya itu. Mereka memang belum sempat berkenalan satu sama lain, tapi bukan berarti mereka tak pernah berbincang sama sekali.

Beberapa hari lalu, pernah sekali mereka berbincang walau hanya beberapa menit saja. Saat itu mereka sama-sama sedang berdiri di atap rumah masing-masing, menatap langit yang sama dari tempat mereka berdiri. Entah apa yang sedang dua insan itu pikirkan saat itu, dan secara tiba-tiba si lelaki menyapa gadis berambut sebahu itu.

“Apa yang sedang kaupikirkan?”

Sempat diliriknya laki-laki itu sebentar, lalu Lisa kembali menatap langit. “Tidak ada. Aku tidak sedang memikirkan apa-apa.”

“Lantas, kenapa kau menatap langit?”

Si gadis kemudian menghembuskan nafasnya pelan, lalu menjawab dengan nada suara yang lirih, “Memangnya tidak boleh?”

Belum sempat si lelaki membalas perkataannya, Lisa sudah melangkah pergi ke dalam rumah.  Si pemuda menatap punggung Lisa yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya, sampai suatu saat termakan oleh sebuah pintu kayu. Dan tanpa Lisa ketahui, laki-laki itu sebenarnya sempat tersenyum melihatnya.

Sebaiknya, lupakan saja cerita konyol saat itu.

Karena untuk saat ini, Lisa benar-benar merasa kosong—setelah mengetahui bahwa si pemuda penghuni rumah sebelah itu adalah kekasih seniornya di sekolah.

Oh, benar, ini masih belum terlambat untuk melupakan semuanya. Dia hanya berbincang sekali dengan laki-laki yang sampai saat ini pun belum ia ketahui namanya itu.

Jadi, kemarin lusa, Lisa tak sengaja melihat pemandangan dari jendela rumahnya. Di luar sana—tepatnya di halaman rumah sebelah, tampak Yuna, seniornya tengah berbincang ria dengan sesosok laki-laki yang tak lain adalah orang yang sudah terlanjur mengambil hati Lisa dengan obrolan singkat tanpa artinya beberapa hari sebelumnya. Mereka berdua terlihat mesra sekali di mata si gadis rumahan itu. Secara lisan memang belum dibuktikan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tapi Lisa bukan orang yang mudah berharap begitu saja—tidak jika seseorang itu membuatnya benar-benar jatuh dan tak bisa bangkit lagi.

—END—

a/n :

sebenernya ini entri pertamaku di acara(?) nulisrandom2015 bulan lalu wkwkwk aku publish ini di note fb, ya mayan lah buat ngisi ngisi blog

sign,

uul

[random drabble] sleep now

Diposting oleh fuyuhanacherry di 13.53 0 komentar
Sudah lebih dari sekali gadis berambut merah muda itu mengeluhkan kantuknya dalam hati. Perihalnya sebentar lagi dia harus pergi untuk les, tentu saja dia enggan meninggalkan les begitu saja hanya karena mengantuk.

Tapi sungguh, matanya benar-benar sudah tinggal menutup. Semilir angin yang menerpa kulitnya menambah rasa kantuk meraup dirinya.

“Lisa ngantuk, ya?”

Tiba-tiba seseorang mengejutkannya dari belakang. rupanya kakak sepupu laki-lakinya. Sejak kapan dia datang ke rumah? Bahkan Lisa tidak menyadarinya sama sekali.

“Ya …, tapi setengah jam lagi aku les,” ujar gadis itu lesu.

Laki-laki yang berdiri di hadapannya tersenyum, kemudian duduk di sofa yang tengah diduduki gadis itu. “Nggak papa. Lisa tidur aja. Nanti aku bangunin kalau udah waktunya berangkat.”

“Tidur cuma setengah jam? Kayaknya nggak mungkin.”

Si gadis yang kira-kira berumur empatbelas tahun itu mendesis, putus asa.

“Kalau begitu, tidur saja sepuasnya, sampai bangun. Lisa mau les apa memangnya?”

“Matematika.”

“Kalau itu, aku bisa kok mengajarinya setelah kamu bangun.” Laki-laki itu tersenyum lebar, mencoba meyakinkan.

Untuk beberapa saat, Lisa berpikir, mempertimbangkan. Sampai pada akhirnya dia setuju dengan perjanjian itu. “Oke. Janji, ya? Soalnya aku ada tugas yang belum dikerjain.”

Si laki-laki yang kelihatannya berumur jauh lebih tua dari Lisa mengangkat jempolnya, sambil berkata, “Sip! Tenang, kamu tidur aja.”

Belum sempat menjawab perkataan kakak sepupunya itu, Lisa sudah menutup matanya dengan tubuh yang bersandar pada sofa coklat. Sepertinya, dia memang benar-benar mengantuk, pikir Hazu, nama pemuda itu. Kemudian ia menepuk kepala si gadis dengan senyum kecil, menatapnya dengan hati-hati.

Padahal, dia sama sekali tidak berniat untuk mengajarinya setelah ini. Karena dia ke sini hanya untuk mengantarkan bingkisan kue untuk tantenya—yah, bisa dibilang dia hanya berpura-pura dan setelah ini dia akan langsung pergi ke rumah tanpa menepati janjinya terlebih dahulu.

Karena yang paling penting adalah membuat Lisa tenang. Melihat perempuan itu kesusahan seperti tadi sangat membuatnya terdorong untuk melakukan hal-hal jahil yang sama sekali tidak ia rencanakan seperti yang ia lakukan barusan.

.
.
.
-END-
.
.
.
a/n :

haehae apakah ada orang

udah lama gaapdet #ditawur maaf dateng dateng langsung ngepost random begini huheuue mungkin karena aku terlalu menginginkan seorang kakak laki-laki #iyain

sign,

uul
 

home sweet dream Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review