Judul : And Then We
Were None
Judul Terjemahan : Sepuluh Anak Negro, Lalu Semuanya Lenyap
Pengarang : Agatha Christie
Penerjemah : Mareta
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia
Tebal : 264 halaman
Diterbitkan pertama kali : Maret 1984
Format : Paperback
Target : Remaja Dewasa
Genre : Misteri
Series : Stand-alone
URL Link :
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=6516&keywords=agatha+christie
http://uny.ac.id
URL Link :
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=6516&keywords=agatha+christie
http://uny.ac.id
Novel ini menceritakan tentang kasus pembunuhan yang terjadi
di antara sepuluh orang dengan latar belakang berbeda yang diundang ke sebuah
pulau bernama Pulau Negro. Pulau yang dimiliki oleh Mr dan Mrs Owen ini telah
memiliki desar desir gosip di penjuru negeri pada saat itu, namun hal itu tak
lantas membuat orang-orang yang diundang menolak tawaran tersebut—meski di
antara mereka pun tidak ada satu pun yang mengenal siapa sebenarnya yang
mengundang mereka. Para tamu yang diundang pun dipilih secara acak, tidak
memiliki kaitan atau relasi satu sama lainnya. Namun siapa sangka di akhir
cerita mereka semua justru satu per-satu harus meregang nyawa untuk menebus
dosa mereka masing-masing?
Rahasia yang sebelumnya mereka sembunyikan rapat-rapat
terkuak sepenuhnya dalam ‘liburan’ mereka di pulau ini. Dan akhirnya Pulau
Negro menjadi sebuah tempat penghakiman dari semua kesalahan yang telah mereka
perbuat karena hukumnya tak termuat dalam perundangan resmi.
Saat pertama kali membaca buku ini, sekitar satu sampai dua
bab awal, saya masih merasa belum bisa terbawa dalam suasana yang digambarkan
dalam cerita ini. Saya masih meraba-raba, kira-kira harus membayangkan seperti
apa latar dan situasi dalam cerita ini karena menurut saya pribadi penerjemahan
buku ini sedikit kaku dan kurang fleksibel untuk di-Bahasa Indonesia-kan. Namun
pada bab-bab selanjutnya saya mulai mengerti ke mana arah cerita ini berjalan.
Karakter yang ada dalam cerita ini pun cukup banyak. Sudah
begitu, tidak ada satu pun yang bisa dianggap sebagai karakter sampingan karena
semuanya berperan penting dalam jalannya cerita sehingga kita harus benar-benar
mengenal dan memahami satu per-satu karakter yang ada di novel ini.
Dalam cerita-cerita bergenre misteri, detail dalam plot
merupakan ciri khas yang tidak dapat dilepas. Dalam novel ini detail-detail
dijabarkan dengan natural sehingga tidak terkesan memaksa dan memberi celah
dalam cerita.
Selain itu, ciri khusus yang tidak bisa lepas dari gaya
bercerita sosok Agatha Christie adalah plot twist. Seperti yang kita tahu,
beliau sangat jenius dalam memutarbalikkan pandangan pembaca dengan merancang
alur sedemikian rupa sehingga para pembaca pun ikut diajak naik-turun mengikuti
flow dari clue-clue yang dia berikan di setiap langkah menuju ending cerita.
Hal seperti ini tentu memancing rasa penasaran pembaca untuk segera
mentuntaskan bacaannya dan membaca karya-karya beliau yang lainnya karena
sungguh, Agatha Christie tidak pernah kehabisan ide untuk membuat para
pembacanya ‘terpukul’ dengan apa yang ia sajikan.
0 komentar:
Posting Komentar