selalu ada batas antara dua hal berlawanan
kanan dan kiri
benar dan salah
iya dan tidak
dan ia bukan jembatan; yang menghubungkan
melainkan sebidang tembok; yang memisahkan
kita adalah arsiteknya
jadi, seharusnya bisa memastikan
bahwa tembok itu kokoh, kuat, tak bisa ditembus
kecuali leleh oleh panasnya keraguan
yang meluap-luap dari asumsi dan prediksi
tercekat rasa yang fluktuatif
didukung jeritan penonton dari beragam nostalgia
seolah-olah menetapkan bahwa sudah pasti;
semuanya semu,
dan akan sia-sia,
bak investasi bodong
0 komentar:
Posting Komentar