Selasa, 28 Oktober 2025

jerembap

Diposting oleh fuyuhanacherry di 12.54 0 komentar
riak peluh pelan-pelan meletus
berubah menjadi amarah yang sunyi
sedang tenaganya belum pulih
sehingga, alih-alih menyalur,
ia menelan dan menyembunyikannya sendiri
penuh, meluber, kewalahan
sampai kabut berganti redup
sampai waktu terhitung cukup

celetukan kausalitas di pojok dapur

Diposting oleh fuyuhanacherry di 12.29 0 komentar

selama ini, sebenarnya aku tengah menghadapi konflik batin terhadap sesuatu. bukan mantan, bukan pula perundung di sekolah. mungkin kalian akan menganggapku berlebihan jika mengetahuinya.

aku bermusuhan dengan sebuah wajan.

wajan kecil, sudah ada di rumah sejak 10 tahun lalu (bahkan lebih?). entah ibu membelinya dari mana, tapi aku rasa wajan itu hanya membawa sial bagi hidupku saja.

aku sudah berkali-kali bilang ke ibu bahwa aku ingin sekali wajan itu hancur, kemudian kubuang di tempat pembuangan sampah yang paling bau sedunia. kalau perlu dilindas saja dengan buldoser, tak perlu dikubur karena bukan merupakan benda yang mulia. biar saja luntang lantung sendiri diterpa berbagai cuaca. sebab, aku sudah semuak itu dengan wajan yang pantatnya sudah hitam legam dan penuh karat itu.

tapi ibu melarangku. dia malah menggaslight (bahasa anak mudanya, kalian paham kan maksudku?) bahwa kesialan yang aku alami selama ini berkaitan dengan wajan itu adalah salahku sendiri. aku cukup tersentak dan tidak terima begitu mendengar ucapan ibu. kok bisa justru aku yang disalahkan?

katanya, yang punya kontrol dalam memasak adalah aku, bukan wajannya. wajan dianggap hanya hidup terdiam, termangu, menunggu manusia menggunakannya, tapi demi tuhan, aku yakin dia tidak hanya diam. dia sudah salah teknik dalam mengalirkan panas dari api kompor ke bahan makanan yang aku taruh di atasnya. dia bersalah atas semua kegagalan dalam masakanku. buktinya, saat aku memasak dengan wajan lain, masih aman-aman saja, tuh. tidak pernah gagal, selalu sesuai yang diharapkan.

begitu aku menggunakannya (di saat-saat kepepet, biasanya karena wajan lain sudah terpakai atau belum dicuci) selalu ada saja masalah pada masakanku. kerapnya sih gosong. padahal tingkat panasnya sudah kuatur ke yang paling kecil untuk menghindari kegosongan yang tak diharapkan. tapi tetap saja gosong lagi.

kalau kalian menyarankanku untuk: “ya sudah sih, tinggal pakai wajan yang lain. kenapa dibikin repot?”

kalian salah! bukan itu poinnya!

sudah seharusnya wajan bertugas untuk membantu manusia, bukannya menyusahkannya, kan? kenapa harus aku yang menyesuaikan diri pada benda itu. mereka kan diciptakan memang untuk memasak, bukan untuk menggosongkan. ah, kalian tidak paham ya, rasanya sudah berusaha sekeras mungkin untuk hati-hati dan telaten dalam menggunakannya, tapi tetap saja hasilnya nihil?

“memangnya selain kamu yang pakai, masakannya gosong juga?”

nah, ini juga menjadi pertanyaanku. aku tidak begitu mengingat siapa saja yang pernah menggunakan wajan burik itu. tapi ketika ibuku menggunakannya terakhir kali, tidak gosong, sih.

tapi aku tidak terima kalau aku disalahkan! itu pasti karena ibu guru fisika; dia pasti menggunakan teknik-teknik tertentu dan memperhitungkan rumus berdasarkan ilmu fisika tentang aliran kalor yang diketahuinya sehingga masakannya tidak gosong. tapi masak aku juga harus belajar fisika dulu hanya untuk memasak? aku kan anak ips.

kalau dari sudut pandang khayalanku, mungkin wajan itu punya dendam padaku, semacam masalah personal. tapi, memangnya aku pernah melakukan apa, ya? aku tidak pernah memukul, atau membanting, atau mengolok-oloknya? ya, sekarang sih benar kalau aku menjelek-jelekannya, tapi sebelumnya kan tidak!

apa dia muak dengan aku yang masak itu-itu saja? tapi kan yang memakan masakanku aku sendiri? kenapa dia yang muak?

apa karena aku tidak pernah memberinya hadiah atas jasanya yang telah bekerja keras? loh, dia kan benda mati, kenapa harus diberi hadiah?

atau …

dia jelmaan dari orang yang pernah aku ghosting beberapa bulan yang lalu karena aku belum siap menjalin hubungan yang sehat secara emosional?

oh … sepertinya aku sudah mulai gila. sebelum jadi lebih parah, lebih baik aku diam-diam ambil wajan itu dari rak peralatan dapur kemudian membuangnya sejauh mungkin.

setidaknya, setelah itu dia tidak bisa kembali ke rumah dan menyakitiku lagi.

 

 


Senin, 13 Oktober 2025

aku menyesalinya, sekaligus berterima kasih karenanya

Diposting oleh fuyuhanacherry di 17.03 0 komentar

perkara jatuh cinta, ada kalanya aku merasa rugi dan menyesalinya. aku menyesal telah jatuh cinta. rasanya telah membuang energi dan waktuku secara percuma.

seharusnya, aku bisa memakai energi dan waktu itu untuk lebih mencintai diri sendiri daripada mencintai seseorang yang tidak bisa memberikan cinta yang sepadan.

seharusnya, aku bisa memakai energi dan waktu itu untuk fokus membangun masa depanku sendiri tanpa perlu membayangkan masa depan akan dibersamai oleh sosok yang tidak pasti.

seharusnya, aku tidak perlu merasakan patah.

seharusnya aku tidak perlu menyia-nyiakan literan air mataku.

dan rentetan "seharusnya" lainnya telah terhimpun dalam satu folder dengan nama 'penyesalan.zip'.

meski begitu, di balik segala penyesalan yang telah terhimpun, ada satu hal yang rasanya tidak bisa aku dapatkan jika aku tidak pernah jatuh cinta, yaitu kesadaran bahwasannya jatuh cinta memaksaku untuk berkaca dan melihat sepenuhnya jati diriku yang selama ini tak kasat mata; ia bersembunyi ketika aku sedang tidak dalam kondisi nyaman untuk memberikan cinta kepada orang lain. ia bersembunyi ketika aku masih sibuk dengan diriku sendiri dan menjadi sosok yang tidak begitu mempertimbangkan keberadaan orang lain di sisiku.

hal yang terus bersembunyi itu adalah keadaan mentalku yang sesungguhnya; yang tidak begitu aman, tidak begitu ideal untuk jatuh cinta. sejak saat itu, aku baru menyadari bahwa selama ini aku telah hidup dalam 'survival mode'. aku baru menyadari bahwa selama ini aku belum benar-benar berani membuka hati sepenuhnya. oleh karena itu, aku sangat sangat haus akan validasi. aku mudah merasa tidak aman tiap kali ada sesuatu yang tidak biasa--ntah bagaimana instingku begitu kuat sampai hal ganjal sekerdil apapun tetap bisa kujangkau dengan firasat. aku mudah sekali merasa bahwa aku tidak begitu diinginkan. aku mudah sekali merasa terancam tiap kali ada sesuatu yang mengganjal, sesuatu yang tidak aku ketahui, sesuatu yang tidak bisa aku kendalikan. 

aku selalu ingin tahu dan diyakinkan; sebenarnya aku benar-benar layak untuk dicintai atau tidak.

rupanya, aku tersusun atas ribuan kecemasan yang bertabur ketakutan. kepercayaan adalah alat tukar dari harga diriku selama ini, sehingga ketika sekali salah menaruh kepercayaan kepada seseorang atau sesuatu, rasanya sama seperti meledakkan bom bunuh diri yang membuatku mati tidak syahid. harga diri pun hancur lebur bersamaan dengan jasadku.

pikiranku teracik dari berliter-liter keraguan dan trauma yang membeku, seperti bunga es yang dibiarkan berada di dalam freezer selama 25 tahun. semua itu membuatku sulit merasa 'penuh', dan sulit untuk dicintai dengan bekal pemeliharaan emosional yang rendah. aku sangat sadar terhadap kondisi ini, pun kadang menganggapnya sebagai sebuah penyakit. 

tapi aku juga percaya bahwa cinta yang benar akan memudahkanku dalam melawan apa-apa yang sulit dalam diriku, memberikanku kesempatan untuk sembuh dan melepas beban kecemasan, menguatkanku sehingga aku mampu merenggangkan segala kemelekatan dan ketakutan akan ditinggalkan.

sehingga:

  • seharusnya, cinta yang benar tidak diisi dengan kata menyerah.
  • seharusnya, cinta yang benar membuatku merasa aman untuk tidak merahasiakan sisi 'rapuh'ku ini.

aku harap, cinta yang benar itu betul-betul ada, dan berkenan menjemputku dengan hati-hati; sehingga ketika ia mengetuk, aku masih mampu untuk menggulirkan gagang pintu dan menyambutnya dengan senyum sembari berucap: "selamat datang, silakan masuk dan duduk senyamanmu."

Senin, 06 Oktober 2025

langkah duapuluh empat menuju duapuluh lima

Diposting oleh fuyuhanacherry di 17.15 0 komentar

halo semuanya? gimana kabarnya? maap basa basi banget. agak lupa gimana caranya bercerita lewat postingan blog gini wkwk

ya tuhan, sebenernya pas ngetik judulnya ada perih-perihnya hatiku, ngilu, gak nyangka aku udah ada di titik ini.... menuju 25 tahun? sedih banget, berat banget rasanya buat menerima. tapi gak nyangka juga kalau aku diberi umur sampai segini

sebelum lanjut, kalian bisa cek dan ricek jurnal refleksiku dari tahun-tahun sebelumnya di sini:

18 menuju 19

19 menuju 20

20 menuju 21

21 menuju 22

22 menuju 23

23 menuju 24

ternyata bayanganku di masa lalu tentang manusia umur 25 terlalu muluk-muluk. kenapa juga dulu aku ngebayangin diriku sendiri di umur 25 tahun tuh udah settle dalam hal karir dan lainnya? naif amat wkwk padahal aslinya ya... masih gini-gini aja... bahkan aku curiga kalau aku mengalami kemunduran :( adulting is crazy

di umur 24 menuju 25 ini aku mendapatkan pengalaman bekerja yang "formal" untuk pertama kalinya. i guess it is not that bad for the first try. bidangnya masih linier dengan bidang kuliahku, yang sebenernya membosankan juga sih. tapi aku udah nyoba lamar loker-loker di luar bidangku gapernah ada yang nyantol :( yah namanya juga hidup. gajinya pas-pasan. mana merantau lagi. bener-bener mengasah skill survival. dan selama bekerja aku hampir setiap hari masak buat sarapan dan bekal ngantor! suatu kemajuan karena biasanya aku cuma masak pas lagi di rumah, bukan di perantauan. dan karena nggak ada kulkas, aku beli sayur mentahnya tiap pagi :) di depan tempat orang jual sayur komplek biasanya aku diem, merenung lama, bisa sampe setengah jam cuma buat mikirin mau beli apa dan masak apa wkwkwk soalnya aku gapernah bikin mealprep. apa yang aku masak ya berdasarkan apa yang aku beli pagi itu lol

lingkungannya ya xoxo lah, walau aku ngerasa ga punya temen yang bener-bener deket (dan emang gamau sih wkwkw aku selalu memisahkan ranah pribadi dan ranah profesional jadi gak berminat buat berteman sama orang kantor). gak yang strict banget, tapi kadang ada sikut-sikutan :) yaelah dengan gaji yang ga seberapa masih aja begitu heran wkwk 

yang jadi pertanyaan, kenapa ya aku balik ke jogja lagi? wkwkwkw

yah walau akhirnya aku bisa kembali menghabiskan waktu dan membuat kenangan baru sama temen-temenku di sana, sih. aku kembali bersua dan bertemu setiap minggu dengan teman-temanku itu! aku kan libur kerja cuma minggu ya, jadi aku cuma bisa main pas hari minggu. dan sejauh ini gak pernah kosong wkwkwk tiap minggu ada aja yang ngajak main, atau aku yang ngajak mereka main. yah emang 6 hari dalam seminggu ngurus kerjaan dan kos doang rasanya suntuk sih. butuh udara segar. mana kadang aku juga masih nerima kerjaan freelance lagi. gini amat yh survive n cari duit

diingat-ingat, padahal dari sekitar 3 taun lalu aku udah bertekad kalau aku gamau balik ke jogja lagi. kalo pun ke sana buat liburan atau main aja bukan untuk hidup. eh malah balik ke sini lagi. menyebalkan.

bukan gasuka sama tempatnya, tapi aku gasuka sama beberapa kenangan yang ada di dalamnya, dan buat memperpanjang masa hidupku di sini rasanya bikin muak aja. terutama kalau berhubungan sama percintaan. benci banget rasanya

ntah kenapa aku bisa semangkel itu wkwk tapi aku beneran udah capek. kesel. marah. sedih. campur aduk. apalagi di tahun ini rasanya justru banyak pahitnya meski aku udah ga deket romantically sama siapa-siapa (dan ini adalah efek dari pengalaman dari tahun sebelumnya)

katakanlah aku lebay tapi bener-bener sudut pandangku tentang cinta udah banyak berubah sejak hari itu. aku udah paham kalau cinta gak akan jauh-jauh dari luka, tapi hal itu jadi makin menyakitkan ketika aku menyadari bahwa aku ga pernah benar-benar dicintai sesuai yang aku butuhkan. idk. apa keinginanku akan dicintai dengan aman dan tenang itu muluk-muluk, ya? soalnya sejauh ini belum pernah aku dapatkan. selalu ada rasa takut dan curiga yang menghantui. takut ditinggal, takut dikhianati, takut kalau aku bukan benar-benar orang yang dia inginkan dan bisa bikin dia paling bahagia. aku sampai ngerasa apa aku gak layak diperjuangkan dan dipilih, ya? aku ga secantik itu, ya? aku ga sepintar itu, ya? aku ga sebaik itu, ya? aku ga semanis itu, ya? aku ga sedewasa itu, ya? aku ga seberguna itu, ya? apa dia sebegitu cinta sama yang sebelumnya ya sampai aku disia-siakan? dan begitulah ujung ceritanya; aku (kembali) takut jatuh cinta lagi.

suram banget terjebak dalam kondisi itu. sesak. capek. hidup gak tenang dan selalu diliputi perasaan waswas akan dibohongi lagi. i hope that kind of love will never find me again.

terus, taun ini baru muncul keinginan buat sekolah lagi wkwkwk tapi kalo LPDP udah telat, kan. dan taun depan udah gabisa milih kampus & jurusannya sendiri :( ya tapi aku tetep punya keinginan buat sekolah lagi. karena rasanya seperti buku karya roem topatimasang; sekolah itu candu. setelah lulus dari PPG, aku sempat merasa 'lega' karena akhirnya udah nggak sekolah lagi! tapi kok setelah memasuki dunia kerja justru aku kangen kuliah ya wkwkwk kangen berdiskusi, belajar, mengkaji, menganalisis, presentasi, dan mengemukakan pendapat tentang ranah bidangku dengan orang-orang satu rumpun. terus aku pikir-pikir sekarang, memang sebenarnya passionku bukan mengajar, tapi belajar.

ternyata aku suka belajar :( soalnya setelah lepas dari pendidikan formal pun aku tetep punya gairah belajar mandiri, baca-baca jurnal pas gabut, atau ngerjain soal-soal yang gak dinilai sama siapapun. mungkin, bersekolah memang sudah menjadi candu buatku.

dan sejujurnya tahun ini aku ngerasa banyak gagalnya hehe. bukan tahun terbaikku dalam mencintai diri sendiri. aku nyaris jatuh dalam lubang yang sama kayak pas lagi ada di titik terendahku. aku nyaris kembali membenci diri sendiri. apalagi didukung dengan keadaanku di tahun ini yang menurutku cukup kacau; baik dalam aspek karir, romansa, pertemanan, keluarga, dan lainnya. berantakan. tidak sesuai ekspektasi. rasanya tidak ada motivasi dan alasan untuk aku tetap mencintai diri sendiri seperti sedia kala. aku mempertanyakan kapasitasku untuk bertahan hidup lebih lanjut; kira-kira aku masih layak, nggak, ya? dan untuk apa? gimana caranya? sekarang harus ngapain?

mungkin ini yang orang-orang sebut sebagai quarter life crisis, ya? tapi sejujurnya aku sudah pernah kepikiran tentang ini dari lama. mungkin dari awal-awal menginjak usia kepala dua. tapi rasanya  semua itu terulang lagi seperti reaksi alergi yang kambuh setelah dipicu sesuatu. dan aku masih tidak punya solusinya. seingatku, dulu aku juga tidak menemukan solusi apa-apa. aku hanya melanjutkan hidup dengan beban pikiran dan ketakutan-ketakutan yang lambat laun tertutup kehangatan dari kehadiran orang-orang di sekitarku.

ah, mungkin itu, ya? apa aku sebenarnya sudah berada di titik membutuhkan pasangan?

di umur segini sepertinya memang sudah tren orang-orang seumuranku menikah dan beranak pinak. tapi sejujurnya, aku saja tidak yakin bahwa aku benar-benar bisa menikah, atau ada seseorang yang akan menikahiku dan yakin untuk hidup menua bersamaku. dan menurutku tidak apa-apa jika aku harus hidup sendirian sampai akhir hayat.

tapi kemudian aku teringat cerita dari salah satu temanku ketika aku berkunjung ke rumahnya di magelang beberapa pekan lalu. dia punya tante (adik dari ibunya) yang masih melajang sampai umur 40-an. usut punya usut, dulu tantenya itu punya karir yang cemerlang, namun lama kelamaan bangkrut, dan tidak punya siapa-siapa selain kakaknya yang masih mau menampung kehadirannya di rumahnya.

tapi dia jadi parasit di rumah temanku itu. tidak berkontribusi apa-apa dan merepotkan. aku takut kalau aku hidup sendiri, aku akan berakhir menjadi orang yang merepotkan seperti itu.

paling tidak, kalau menikah mungkin akan menjadi sesuatu yang transaksional; aku tetap akan merepotkan oranglain (suamiku), tapi dia juga pasti akan merepotkanku, bukan? jadi impas. apalagi kalau atas dasar cinta pasti situasi 'merepotkan dan direpotkan' tidak akan terasa benar-benar semerepotkan itu.

ngomong-ngomong tentang menikah, aku sebal dengan orang-orang yang suka bercanda tentang itu padaku. menurutku pernikahan merupakan hal yang sakral dan bukan sesuatu yang patut dibercandai. walau aku tau mereka hanya iseng mengatakan hal itu (oke, spesifiknya, bilang akan menikahiku dan sejenisnya), aku tetap sebal karena rasanya orang-orang seakan meremehkan posisiku. kalau pun dianggap bercanda, menurutku tidak lucu. apalagi kalo orang itu sudah punya pacar. belum aja w cepuin ke pacar u.

kenapa ya aku sering didekati oleh orang-orang yang sudah punya pasangan? heran. aku tahu mereka cuma bosan dengan pasangan mereka dan melihat aku sebagai sesuatu yang menarik karena tidak pernah mereka temui sebelumnya (atau berkebalikan dengan pasangannya yang sekarang). tidak pernah pula kuanggap serius, tapi lama-lama risih juga sekaligus sedih. kayak, memangnya aku se-PHO-able itu kah? hahaha aku kan juga perempuan, pengen ngerasain diperjuangkan dan diyakinkan sebagai satu-satunya. bukan opsi yang sembarang orang temui saat mereka lengah.

tapi yasudahlah. mungkin belum waktunya aja :) aku hanya perlu menjaga diri dan tidak asal menerima orang yang mengetuk pintu saja, kan? salah-salah menerima, nanti berantakan lagi. repot beresinnya, hehe. risiko dadi wong tulus ^_^

terus apalagi ya heum. mungkin tentang kelanjutan karirku....

aku benar-benar akan meninggalkan yogyakarta haha karena rupanya walau tertolak P3K penuh waktu, aku diusulkan untuk mengisi formasi P3K paruh waktu. walau sebenernya dilematis banget. paruh waktu itu sama aja part time alias gak kerja penuh, gaji juga gak penuh. padahal P3K penuh waktu aja gajinya cuma berapa ancrit, apalagi paruh waktu. masih mending kalau penempatannya di domisili sendiri, ini kagak :) walau masih satu provinsi tapi jauh juga, sekitar 7 jam perjalanan jika ditempuh dengan mobil. tetap saja, merantau! dan gajinya nggak worth it :) tapi ortuku menyuruhku untuk tetap ambil saja, karena kemungkinan tahun depannya akan diangkat penuh waktu. aku sempat mau menolak, tapi aku trauma salah langkah lagi (gara-gara DO dari 151yk yang kemudian aku disalah-salahkan sekeluarga) jadi aku gak punya cukup keberanian buat menolak. toh, masih gak tau juga arah hidupku ini mau ke mana. aku merelakan diri untuk disetir asalkan itu bisa buat orangtuaku lega dan senang :)

dan yah siapapun yang membaca ini, aku gak akan lama lagi akan meninggalkan jogja, dan kemungkinan udah gaakan balik lagi. persiapkan diri kalian, haha

anyway aku senang liat perkembangan teman-temanku, rata-rata dari mereka belum menikah dan fokus karir. im so proud! bener-bener belum ada teman sirkel terdekatku yang udah nikah. makanya aku ngerasa santai-santai aja wkwkw justru aku lebih seneng liat mereka tumbuh dan berkembang mengejar mimpi mereka, berkutat dengan upaya-upaya mereka menaikkan kualitas hidup, dan lain-lain. kalian semua keren! semoga aku bisa keren kayak gitu juga 

and despite all of that yang berat-berat, tahun ini akhirnya aku menemukan band favorit baru! yaitu eleventwelfth :3 hehe. genrenya mathrock, midwest emo, kecintaannya wong kalahan. aku gak sengaja nemuin lagu mereka gara-gara mutual X ku ada yang ngeritwit dan bahas tentang band itu. ternyata band lokal, tapi ikut label jepang :o salah satu membernya ada keturunan jepang soalnya. pantes aku cukup mudah nyantol sama musik-musik mereka, mungkin progressi chord dan dinamikanya mengingatkanku sama musik-musik mathrock jepang hahaha. nah, dari eleventwelfth inilah akhirnya aku menjelajahi ranah permathrockan indo lainnya. ternyata cukup banyak juga band-band lokal underground(?) yang mengusung genre tersebut. keren-keren lagi. selain 11/12 aku juga suka murphy radio, beijing connection, liburan di rumah, eastcape, dan colorcode. tapi aku tetep paling suka dan sreg sama 11/12 huhu. terus btw, aku beberapa kali ngetwit tentang 11/12 dan twitku dilike sama akun official mereka T____T norak bet gweh tapi seneng banget. semoga someday bisa kesampean nonton mereka perform secara live!

terussss aku masih suka jkt48 :3 akhirnya setlist ori menjadi kenyataan gusy. DAN LAGU-LAGU ORI BARU MEREKA BAGUS BAGUS BANGET. AKU PALING SUKA SAMA DREAM karna yang buat adalah musisi indo favoritku juga yaitu ISYANA SARASWATI. LOVE IT SO MUCH kayanya kehokianku tahun ini udah abis buat hal ini deh!!!

oiya, tahun ini aku juga menemukan anime keren sedunia yang masuk ke daftar top 3 anime favoritku menggeser ranking sebelumnya. yaitu orb!!!! GILAK KEREN BANGET KALIAN HARUS NONTON! RUGI BANGET KALO SEUMUR HIDUP KALIAN GAK PERNAH NONTON ANIME JENIUS INI. POKOKNYA aku sempat jadi buzzer orb di sosmed dan menargetkan minimal 20 orang untuk ikut terhasut buat nonton orb juga heheheheheheheheh ikz

okay lastly, harapanku untuk langkah-langkah ke depannya:

  • aku ingin dilancarkan rezekinya, bisa membuat orangtua bangga
  • aku ingin lanjut sekolah lagi dan menimba ilmu lebih banyak lagi
  • aku ingin diberikan lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan diri lebih jauh lagi
  • aku ingin diberikan kelapangan hati untuk memaafkan semua hal yang sudah membuatku patah dan sakit hati 
  • aku ingin diberikan keberanian untuk jatuh cinta lagi
  • aku ingin orang-orang di sekitarku bahagia dan mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan
  • aku ingin aku juga bahagia, dengan cara sesederhana apapun, dengan siapapun, di manapun, dan ingin kebahagiaanku tidak menyakiti orang lain

okay, cukup sekian. entah aku lebih bijak atau lebih kekanak-kanakan dari tahun lalu, aku pun gatau haha tapi itulah!

terima kasih sudah membaca :D


Kamis, 03 Juli 2025

you'll find lovers like you and me

Diposting oleh fuyuhanacherry di 14.37 0 komentar

for some reason i remember what one of my friends once said when we are talking about indonesian music nowadays: reality club is basically just a normies-core band. yeah sure, their songs are basically just a bunch of love songs that only gen z people can understand (maybe?). even me, as a weeb with 0 relationship experience, can relate to their songs and honestly it makes me feel like ugh how can i possibly feel that too lol

their latest song titled "you'll find lovers like you and me" gave me goosebumps. the song stabbed my heart the first time i heard it, and perhaps brought me to a very personal experience. the song is about the realization that we, as humans with so many complexities, have no control over the future. even if we love hard, try our best to love to the fullest, it can't determine how it will work out because in the end; love alone is not enough.

i guess as a 'newbie' (i consider myself a newbie because i have 0 'real' experiences), i just realized it recently. and it's quite nerve-wracking. the fact is: just because i love someone, doesn't mean i can always be with them all the time, doesn't mean we really need each other in the long run. and that's reasonable. i have a lot of things to do. i have my own feelings and principles. i have trauma. i have boundaries. i have all these things that i just realized, can bother me in loving someone properly

maybe i should believe mr. fahrudin faiz, who said that loving someone is setting them free and letting them go with their choice of happiness. maybe their happiness is not me. maybe i just make them worry and uncomfortable. and all those possibilities just make me sad, and somehow tired: from the deepest of my heart, of course i want to be by their side forever. but if i do, i only hurt them, or else, i will hurt myself.  so, i think i agree with what is told in this song; you will (or should) find lovers like you and me, or even better :)

in the end i chose to set them free, and watch them from afar. maybe my love language is not 'staying', maybe my love language is praying for their happiness in silence. however, loving someone genuinely is not about me as the subject (that's such a selfish behavior), but rather about how to support the happiness of the person i love, right?

but on the other hand, i think we should celebrate it too while it still enjoyable. after all, love is rare, love is luck, and we don't always have the chance to feel it. this reminds me of the song "tunjukkan cintamu" by nosstress:

"karena semua yang kaucinta akan pergi

maka tunjukkan cintamu sebelum terlambat."

Senin, 26 Mei 2025

break up

Diposting oleh fuyuhanacherry di 16.18 0 komentar
break up with my own dream is the worst thing that i have ever experienced in my life. it feels like you lose xx% of your ownself, a nightmare, an apocalypse. you have to let go of your inner child, your hope, your big reasons for living longer. but at the same time, you did all of that to stay alive too

sometimes it is because the situation and mental capacity dont match it. sometimes it is just because the reality hits us hard with so many hidden-bitter things that we are not ready to face it. in the end, you feel like you are too small for what you want

or this world is just too big
or you are just too weak
it depends
in this case, i'm both

Sabtu, 17 Mei 2025

rasa-rasanya

Diposting oleh fuyuhanacherry di 15.41 0 komentar

jujur aku capek

aku bingung

aku ngerasa gak berdaya

aku ngerasa gagal

aku ngerasa salah

aku ngerasa gak berguna

aku ngerasa bodoh

aku ngerasa ceroboh

aku ngerasa buntu

aku ngerasa ruyam

aku ngerasa gak pantas

aku ngerasa sulit

aku ngerasa berat

aku ngerasa mundur

aku ngerasa stuk

aku ngerasa sakit


 

home sweet dream Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review