Senin, 13 Oktober 2025

aku menyesalinya, sekaligus berterima kasih karenanya

Diposting oleh fuyuhanacherry di 17.03

perkara jatuh cinta, ada kalanya aku merasa rugi dan menyesalinya. aku menyesal telah jatuh cinta. rasanya telah membuang energi dan waktuku secara percuma.

seharusnya, aku bisa memakai energi dan waktu itu untuk lebih mencintai diri sendiri daripada mencintai seseorang yang tidak bisa memberikan cinta yang sepadan.

seharusnya, aku bisa memakai energi dan waktu itu untuk fokus membangun masa depanku sendiri tanpa perlu membayangkan masa depan akan dibersamai oleh sosok yang tidak pasti.

seharusnya, aku tidak perlu merasakan patah.

seharusnya aku tidak perlu menyia-nyiakan literan air mataku.

dan rentetan "seharusnya" lainnya telah terhimpun dalam satu folder dengan nama 'penyesalan.zip'.

meski begitu, di balik segala penyesalan yang telah terhimpun, ada satu hal yang rasanya tidak bisa aku dapatkan jika aku tidak pernah jatuh cinta, yaitu kesadaran bahwasannya jatuh cinta memaksaku untuk berkaca dan melihat sepenuhnya jati diriku yang selama ini tak kasat mata; ia bersembunyi ketika aku sedang tidak dalam kondisi nyaman untuk memberikan cinta kepada orang lain. ia bersembunyi ketika aku masih sibuk dengan diriku sendiri dan menjadi sosok yang tidak begitu mempertimbangkan keberadaan orang lain di sisiku.

hal yang terus bersembunyi itu adalah keadaan mentalku yang sesungguhnya; yang tidak begitu aman, tidak begitu ideal untuk jatuh cinta. sejak saat itu, aku baru menyadari bahwa selama ini aku telah hidup dalam 'survival mode'. aku baru menyadari bahwa selama ini aku belum benar-benar berani membuka hati sepenuhnya. oleh karena itu, aku sangat sangat haus akan validasi. aku mudah merasa tidak aman tiap kali ada sesuatu yang tidak biasa--ntah bagaimana instingku begitu kuat sampai hal ganjal sekerdil apapun tetap bisa kujangkau dengan firasat. aku mudah sekali merasa bahwa aku tidak begitu diinginkan. aku mudah sekali merasa terancam tiap kali ada sesuatu yang mengganjal, sesuatu yang tidak aku ketahui, sesuatu yang tidak bisa aku kendalikan. 

aku selalu ingin tahu dan diyakinkan; sebenarnya aku benar-benar layak untuk dicintai atau tidak.

rupanya, aku tersusun atas ribuan kecemasan yang bertabur ketakutan. kepercayaan adalah alat tukar dari harga diriku selama ini, sehingga ketika sekali salah menaruh kepercayaan kepada seseorang atau sesuatu, rasanya sama seperti meledakkan bom bunuh diri yang membuatku mati tidak syahid. harga diri pun hancur lebur bersamaan dengan jasadku.

pikiranku teracik dari berliter-liter keraguan dan trauma yang membeku, seperti bunga es yang dibiarkan berada di dalam freezer selama 25 tahun. semua itu membuatku sulit merasa 'penuh', dan sulit untuk dicintai dengan bekal pemeliharaan emosional yang rendah. aku sangat sadar terhadap kondisi ini, pun kadang menganggapnya sebagai sebuah penyakit. 

tapi aku juga percaya bahwa cinta yang benar akan memudahkanku dalam melawan apa-apa yang sulit dalam diriku, memberikanku kesempatan untuk sembuh dan melepas beban kecemasan, menguatkanku untuk merenggangkan kemelekatan dan ketakutan akan ditinggalkan.

sehingga:

  • seharusnya, cinta yang benar tidak diisi dengan kata menyerah.
  • seharusnya, cinta yang benar membuatku merasa aman untuk tidak merahasiakan sisi 'rapuh'ku ini.

aku harap, cinta yang benar itu betul-betul ada, dan berkenan menjemputku dengan hati-hati; sehingga ketika ia mengetuk, aku masih mampu untuk menggulirkan gagang pintu dan menyambutnya dengan senyum sembari berucap: "selamat datang, silakan masuk dan duduk senyamanmu."

0 komentar:

Posting Komentar

 

home sweet dream Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review