Selasa, 28 Oktober 2025

celetukan kausalitas di pojok dapur

Diposting oleh fuyuhanacherry di 12.29

selama ini, sebenarnya aku tengah menghadapi konflik batin terhadap sesuatu. bukan mantan, bukan pula perundung di sekolah. mungkin kalian akan menganggapku berlebihan jika mengetahuinya.

aku bermusuhan dengan sebuah wajan.

wajan kecil, sudah ada di rumah sejak 10 tahun lalu (bahkan lebih?). entah ibu membelinya dari mana, tapi aku rasa wajan itu hanya membawa sial bagi hidupku saja.

aku sudah berkali-kali bilang ke ibu bahwa aku ingin sekali wajan itu hancur, kemudian kubuang di tempat pembuangan sampah yang paling bau sedunia. kalau perlu dilindas saja dengan buldoser, tak perlu dikubur karena bukan merupakan benda yang mulia. biar saja luntang lantung sendiri diterpa berbagai cuaca. sebab, aku sudah semuak itu dengan wajan yang pantatnya sudah hitam legam dan penuh karat itu.

tapi ibu melarangku. dia malah menggaslight (bahasa anak mudanya, kalian paham kan maksudku?) bahwa kesialan yang aku alami selama ini berkaitan dengan wajan itu adalah salahku sendiri. aku cukup tersentak dan tidak terima begitu mendengar ucapan ibu. kok bisa justru aku yang disalahkan?

katanya, yang punya kontrol dalam memasak adalah aku, bukan wajannya. wajan dianggap hanya hidup terdiam, termangu, menunggu manusia menggunakannya, tapi demi tuhan, aku yakin dia tidak hanya diam. dia sudah salah teknik dalam mengalirkan panas dari api kompor ke bahan makanan yang aku taruh di atasnya. dia bersalah atas semua kegagalan dalam masakanku. buktinya, saat aku memasak dengan wajan lain, masih aman-aman saja, tuh. tidak pernah gagal, selalu sesuai yang diharapkan.

begitu aku menggunakannya (di saat-saat kepepet, biasanya karena wajan lain sudah terpakai atau belum dicuci) selalu ada saja masalah pada masakanku. kerapnya sih gosong. padahal tingkat panasnya sudah kuatur ke yang paling kecil untuk menghindari kegosongan yang tak diharapkan. tapi tetap saja gosong lagi.

kalau kalian menyarankanku untuk: “ya sudah sih, tinggal pakai wajan yang lain. kenapa dibikin repot?”

kalian salah! bukan itu poinnya!

sudah seharusnya wajan bertugas untuk membantu manusia, bukannya menyusahkannya, kan? kenapa harus aku yang menyesuaikan diri pada benda itu. mereka kan diciptakan memang untuk memasak, bukan untuk menggosongkan. ah, kalian tidak paham ya, rasanya sudah berusaha sekeras mungkin untuk hati-hati dan telaten dalam menggunakannya, tapi tetap saja hasilnya nihil?

“memangnya selain kamu yang pakai, masakannya gosong juga?”

nah, ini juga menjadi pertanyaanku. aku tidak begitu mengingat siapa saja yang pernah menggunakan wajan burik itu. tapi ketika ibuku menggunakannya terakhir kali, tidak gosong, sih.

tapi aku tidak terima kalau aku disalahkan! itu pasti karena ibu guru fisika; dia pasti menggunakan teknik-teknik tertentu dan memperhitungkan rumus berdasarkan ilmu fisika tentang aliran kalor yang diketahuinya sehingga masakannya tidak gosong. tapi masak aku juga harus belajar fisika dulu hanya untuk memasak? aku kan anak ips.

kalau dari sudut pandang khayalanku, mungkin wajan itu punya dendam padaku, semacam masalah personal. tapi, memangnya aku pernah melakukan apa, ya? aku tidak pernah memukul, atau membanting, atau mengolok-oloknya? ya, sekarang sih benar kalau aku menjelek-jelekannya, tapi sebelumnya kan tidak!

apa dia muak dengan aku yang masak itu-itu saja? tapi kan yang memakan masakanku aku sendiri? kenapa dia yang muak?

apa karena aku tidak pernah memberinya hadiah atas jasanya yang telah bekerja keras? loh, dia kan benda mati, kenapa harus diberi hadiah?

atau …

dia jelmaan dari orang yang pernah aku ghosting beberapa bulan yang lalu karena aku belum siap menjalin hubungan yang sehat secara emosional?

oh … sepertinya aku sudah mulai gila. sebelum jadi lebih parah, lebih baik aku diam-diam ambil wajan itu dari rak peralatan dapur kemudian membuangnya sejauh mungkin.

setidaknya, setelah itu dia tidak bisa kembali ke rumah dan menyakitiku lagi.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar

 

home sweet dream Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review